Beriman - Berkarakter - Berilmu

Pemanis Buatan: Solusi Manis yang Pahit bagi Kesehatan Anda

Simak pembahasan tentang pemanis buatan lengkap dengan jenis dan dampaknya.

Danu Yusuf, S.Pd

1/13/2024

Pemanis Buatan: Solusi Manis yang Pahit bagi Kesehatan Anda

Industri makanan dan minuman yang semakin berkembang pesat menjadikan pemanis buatan sebagai inovasi di bidang pangan. Pemanis buatan dikategorikan sebagai BTP (Bahan Tambahan Pangan) yang digunakan dalam industri makanan dan minuman hingga saat ini. Mereka digunakan sebagai alternatif untuk gula alami, dengan tujuan memberikan rasa manis tanpa menambahkan kalori yang berlebihan bahkan tanpa kalori. Selain itu, untuk mendapatkan tingkat kemanisan yang diinginkan,  penggunaan pemanis buatan tidak sebanyak penggunaan gula pasir apalagi dalam skala industri. Seperti contohnya minuman serbuk kemasan beraneka rasa dengan berat 8 gram sampai 25 gram yang dilarutkan dengan air sampai sebanyak 500ml mampu memberikan rasa yang manis. Ditambah lagi, penggunaan pemanis buatan juga dapat menekan biaya produksi secara signifikan. 

Baca Juga:  Kenali Berbagai Macam Jenis Gula!

Klasifikasi Zat Karsinogenik pada BTP

Apakah Anda tahu bahwa pemanis buatan sebenarnya dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan Anda? Meskipun mereka memberikan rasa manis yang sama, pemanis buatan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius jika dikonsumsi secara berlebihan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan batas aman konsumsi per hari yang disebut sebagai ADI (acceptance daily intake). BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) juga menerapkan peraturan yang telah ditetapkan oleh WHO. ADI diukur dengan nilai: mg per kg berat badan per hari. Selain itu IARC (International Agency for Research on Cancer) atau Badan Internasional untuk Penelitian Kanker mengklasifikasikan berbagai jenis kelompok-kelompok makanan seperti:

  • Kelompok 1: Menyebabkan kanker terhadap manusia karena terdapat cukup bukti dan kesimpulan dari penelitian.

  • Kelompok 2A: Agaknya/kemungkinan dapat menyebabkan kanker terhadap manusia karena terdapat bukti yang kuat tetapi tidak dapat dipastikan.

  • Kelompok 2B: Dapat mungkin menyebabkan kanker terhadap manusia karena terdapat beberapa bukti tetapi jauh dari kepastian.

  • Kelompok 3: Tidak dapat dikelompokkan sebagai penyebab kanker terhadap manusia karena tidak ada bukti yang cukup.

  • Kelompok 4: Kemungkinan tidak dapat menyebabkan kanker terhadap manusia karena ada bukti yang kuat.

Pemanis Buatan yang Umum Digunakan

Dibawah ini akan disajikan tabel berbagai macam jenis pemanis buatan beserta dengan batas aman konsumsinya:

  • Asparatam/Aspartame/E 951: 200-300x lebih manis dari gula pasir.

    • ADI: 40mg/kg/hari (asumsi BB/berat badan 60 kg, 2.400mg per hari). Klasifikasi kelompok: 2B. Kalori: 4 kkal/g.

  • Sakarin/Saccharin/Benzosulfimida/E 954: 200x - 700x lebih manis dari gula pasir.

    • ADI: 5mg/kg/hari (asumsi BB/berat badan 60 kg, 300mg per hari). Klasifikasi kelompok: Awalnya 2B, lalu kemudian menjadi kelompok 3. Kalori: 0 kkal/g.

  • Silklamat/Cyclamate/Natrium Siklamat/ E 952: 30-50x lebih manis dari gula pasir.

    • ADI: 11mg/kg/hari (asumsi BB/berat badan 60 kg, 660mg per hari) oleh JECFA. Klasifikasi kelompok: Kelompok 3. Kalori: 0 kkal/g.

  • Acesulfam K/E 950: 200x lebih manis dari gula pasir.

    • ADI: 9mg/kg/hari (asumsi BB/berat badan 60 kg, 540mg per hari) oleh JECFA. Klasifikasi kelompok: Kelompok 2B. Kalori: 0 kkal/g.

  • Sukralosa/E 955: 600x lebih manis dari gula.

    • ADI: 5mg/kg/hari (asumsi BB/berat badan 60 kg, 300mg per hari) oleh FDA. Klasifikasi kelompok: Kelompok 3. Kalori: 0 kkal/g.

  • Neotam/E 961: 7.000x - 13.000x lebih manis dari gula.

    • ADI: 2mg/kg/hari (asumsi BB/berat badan 60 kg, 120mg per hari) oleh WHO. Klasifikasi kelompok: Kelompok 3. Kalori: 0 kkal/g.

Dampak Pemanis Buatan pada Kesehatan
  • Asupan aspartam pada tikus percobaan terbukti meningkatkan tekanan oksidasi dan secara signifikan mengurangi enzim antioksidan;

  • Penggunaan pemanis buatan dapat mengganggu keseimbangan hormon insulin dalam darah;

  • Penggunaan pemanis buatan meningkatkan resiko terkena diabetes tipe 2;

  • Pemanis buatan dikaitkan dengan meningkatnya resiko obesitas;

  • Para penderita diabetes, epilepsi, ibu hamil, ibu yang menyusui, anak-anak, penderita migrain wajib memperhatikan asupan pemanis buatan;

  • Adanya hubungan antara asupan pemanis buatan jangka panjang dengan kanker laring, kanker payudara dan kanker ovarium;

  • Asupan sakarin sebesar 5% pada total asupan makanan ditemukan peningkatan kanker kantung kemih pada tikus percobaan;

  • Asupan tinggi (60, 450, 1.100, 2.250mg/kg/hari) Acesulfame-K menyebabkan tumbuhnya kanker tiriod pada tikus percobaan dan rusaknya kromosom pada DNA;

  • Adanya keterkaitan antara kanker darah dan kanker getah bening pada tikus percobaan dengan asupan tinggi aspartam;

  • Rendahnya angka kelahiran dapat dikaitkan pada tingginya asupan neotam;

  • Pada percobaan hewan mamalia, sakarin menyebabkan tumbuhnya kanker pada keturunan dan rendahnya berat badan lahir;

  • Pada tikus percobaan, sukralosa menyebabkan diare dalam asupan jangka panjang, dan dapat mengecilnya kelenjar timus; ditambah dengan membesarnya usus buntu/sesum (asupan sukralosa 5% pada total kalori).

Kesimpulan

Pemanis buatan mungkin tampak sebagai solusi manis yang rendah kalori, tetapi mereka dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan kita jika dikonsumsi secara berlebihan. Penting untuk mengonsumsinya dengan bijak dan membatasi asupan pemanis buatan dalam makanan dan minuman kita.

Jika Anda mencari alternatif yang lebih sehat, memilih gula alami seperti madu, stevia, atau gula kelapa dapat menjadi pilihan yang lebih baik. Tetaplah mengutamakan kesehatan Anda dan berhati-hatilah dengan apa yang Anda konsumsi!

Referensi

  • Butchko HH, Kotsonis FN. Acceptable daily intake vs actual intake: the aspartame example. J Am Coll Nutr. 1991 Jun;10(3):258-66. doi: 10.1080/07315724.1991.10718153. PMID: 1894884.

  • Das, A. and Chakraborty, R. (2016) ‘Sweeteners: Classification, sensory and health effects’, Encyclopedia of Food and Health, pp. 234–240. doi:10.1016/b978-0-12-384947-2.00677-2.

  • IARC Working Group on the Evaluation of Carcinogenic Risks to Humans. Some Chemicals that Cause Tumours of the Kidney or Urinary Bladder in Rodents and Some Other Substances. Lyon (FR): International Agency for Research on Cancer; 1999. (IARC Monographs on the Evaluation of Carcinogenic Risks to Humans, No. 73.) Cyclamates. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK402042/

  • Ardalan, M. R., Tabibi, H., Attari, V. E., & Mahdavi, A. M. (2017). Nephrotoxic effect of aspartame as an artificial sweetener: A brief review. Iranian journal of kidney diseases, 11(5), 339.

  • Alsunni, A. A. (2020). Effects of artificial sweetener consumption on glucose homeostasis and its association with type 2 diabetes and obesity. International journal of general medicine, 775-785.

  • Sharma, A., Amarnath, S., Thulasimani, M., & Ramaswamy, S. (2016). Artificial sweeteners as a sugar substitute: Are they really safe?. Indian journal of pharmacology, 48(3), 237.

  • Mishra, A., Ahmed, K., Froghi, S., & Dasgupta, P. (2015). Systematic review of the relationship between artificial sweetener consumption and cancer in humans: analysis of 599,741 participants. International journal of clinical practice, 69(12), 1418-1426.

  • Whitehouse, C. R., Boullata, J., & McCauley, L. A. (2008). The potential toxicity of artificial sweeteners. Aaohn Journal, 56(6), 251-261.

  • https://ec.europa.eu/

  • https://apps.who.int/

  • https://www.efsa.europa.eu/