Beriman - Berkarakter - Berilmu
Gula: Si Manis yang Punya Beragam Nama
Danu Yusuf, S.Pd
1/7/2024
Gula: Si Manis yang Punya Beragam Nama
Gula selalu hadir di berbagai macam makanan dan minuman, memiliki jenis-jenisnya sendiri. Permen, kue, hingga berbagai jenis minuman dapat mengandung gula. Sesuatu yang manis selalu mengandung gula. Di Indonesia sendiri banyak alternatif yang dapat menggantikan gula dengan tingkat kemanisan yang berbeda seperti: Gula merah dan gula aren.
Secara kimiawi, gula termasuk ke dalam karbohidrat yang digunakan oleh tubuh untuk diubah menjadi energi dengan cepat. Karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh, dicerna melalui sistem pencernaan untuk memecah senyawa kimia tersebut menjadi lebih sederhana. Setiap jenis karbohidrat yang dicerna akan diubah menjadi gula. Karbohidrat yang sederhana disebut sebagai disakarida dan monosakarida. Disakarida terdiri atas dua senyawa monosakarida yang umumnya terdapat pada gula pasir atau gula tebu. Sementara monosakarida merupakan senyawa gula yang paling sederhana.
Contoh senyawa monosakarida
Glukosa: atau yang biasa disebut dengan dekstrosa (gula anggur) merupakan sumber energi yang masuk ke dalam aliran darah. Glukosa yang mengalir dalam darah akan memicu hormon insulin yang membuat glukosa terserap ke dalam sel. Sisa-sisa glukosa yang tidak terpakai akan diserap oleh hati dan otot dalam bentuk glikogen.
Fruktosa: senyawa kimia organik yang dapat ditemukan dalam buah-buahan maka fruktosa sering disebut sebagai gula buah.
Galaktosa: senyawa monosakarida ini dapat ditemukan dalam susu.
Pentosa: senyawa gula penyusun DNA dan RNA yaitu ribosa dan deoksiribosa.
Baca Juga: Kenali Berbagai Jenis Buah Beri!
Contoh senyawa disakarida
Sukrosa: Sukrosa merupakan nama lain dari gula pasir atau gula tebu. Produk-produk olahan seperti gula merah dan gula aren juga memiliki kadar sukrosa yang tinggi.
Laktosa: Senyawa organik disakarida yang ditemukan dalam susu. Susu-susu yang dikonsumsi memiliki sedikit rasa manis.
Maltosa: Maltosa dapat diperoleh dari hasil pencernaan jika mengkonsumsi biji-bijian seperti gandum atau barley. Biji-bijian tersebut mengandung pati yang diubah dengan enzim amilase. Hasil hidrolisis pati pada biji-bijian dalam produksi minuman beralkohol dapat memperoleh maltosa.
Contoh Produk Pemanis
Selain gula pasir, gula aren dan gula jawa, banyak pemanis-pemanis yang digunakan sebagai alternatif lain. Beberapa produk ada yang lebih manis dari gula pasir dan ada pula yang kurang manis. Contoh produk-produk pemanis yaitu:
Gula batu: bentuk dari gula pasir dengan ukuran-ukuran kristalnya yang besar sesuai dengan nama panggilannya.
Gula halus: bentuk gula pasir yang telah dihaluskan. Gula halus sering ditambahkan pada adonan-adonan kue dan roti.
Molasa/Tetes Tebu: Merupakan sisa dari hasil pemurnian gula pasir. Rasa dari molasa yaitu pahit dan berwarna coklat gelap. Molasa dapat digunakan untuk membuat minuman keras seperti rum atau pakan hewan ternak.
Brown Sugar: Nama brown sugar ini sering dikaitkan dengan gula jawa atau gula aren. Brown sugar adalah gula pasir yang tidak sepenuhnya dimurnikan sehingga masih terdapat kandungan molasa. Gula ini biasanya berwarna kuning keemasan, coklat terang hingga coklat gelap.
Sirup Jagung: merupakan cairan pemanis yang diambil dari pati jagung.
Gula Alkohol: Gula alkohol tidak mengandung alkohol. Disebut sebagai gula alkohol karena memiliki struktur campuran antara gula dan alkohol. Gula alkohol atau poliol memiliki kadar kalori yang rendah sehingga sering digunakan karena tidak meningkatkan kadar gula darah. Contoh gula alkohol adalah: sorbitol, xilitol, dan manitol. Tingkat kemanisan pada gula alkohol biasanya kurang manis dibanding gula pasir.
Steviol: Merupakan zat pemanis yang diambil dari ekstrak daun stevia.
Baca Juga: Simak +50 Tips Agar Selalu Aman!
Contoh Pemanis Buatan
Pemanis buatan sering digunakan pada produk-produk minuman. Pemanis buatan ditambahkan untuk mengurangi penggunaan gula pasir pada suatu produk. Biasanya pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang sangat tinggi dibanding gula pasir sehingga dengan sedikit pemanis buatan sudah dapat memberikan rasa manis yang cukup dengan harga yang lebih murah. Walau demikian, mengkonsumsi pemanis buatan dapat menyebabkan efek negatif baik jangka pendek maupun jangka panjang bagi tubuh.
Asparatam: 200-300x lebih manis dari gula pasir.
Sakarin/Benzosulfimida: 500x lebih manis dari gula pasir.
Silklamat/Natrium Siklamat: 30-50x lebih manis dari gula pasir.
Acesulfam K: 200x lebih manis dari gula pasir.
Sukralosa: 600x lebih manis dari gula.
Konsumsi berbagai jenis produk diatas haruslah dibatasi. Konsumsi Gula harian sudah diatur oleh Kementerian Kesehatan dalam Permenkes No. 30 Tahun 2013 yaitu sebesar 10% dari total asupan kalori. Rata-rata asupan kalori yaitu sebesar 2.000 kkal yang berarti maksimal konsumsi gula (gula pasir dll.) sebesar 200kkal atau 50 gram yang setara dengan 4 sendok makan. Untuk dosis anak-anak pun harus lebih rendah.
Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi. Sebaiknya pantau terus konsumsi gula Anda. Periksalah label-label yang tertera pada produk makanan dan minuman yang Anda ingin konsumsi.
Referensi
Winarno, F.G. (2004) Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta, Indonesia: PT Gramedia Pustaka Utama.
Grolier Incorporated. (1974) The New Book of Knowledge Vol. 17. USA: Grolier Incorporated
Kementerian Kesehatan. (2013) Permenkes No. 13. Kementerian Kesehatan
Butchko HH, Kotsonis FN. Acceptable daily intake vs actual intake: the aspartame example. J Am Coll Nutr. 1991 Jun;10(3):258-66. doi: 10.1080/07315724.1991.10718153. PMID: 1894884.
Assah, Yunita F., and Ardi K. Makalalag. "Karakteristik Kadar Sukrosa, Glukosa dan Fruktosa pada Beberapa Produk Gula Aren." Jurnal Penelitian Teknologi Industri, vol. 13, no. 1, Jun. 2021, pp. 37-42, doi:10.33749/jpti.v13i1.7444.
contact@smpexcellent1sch.id
Our Social Media
Subscribe agar terus update!
0813 8750 1070
0822 9876 5783
0823 1162 9579